0

[ FF – Oneshoot] Saranghae, My Silly Girl

Author : minELF (it’s me! XD)
Title : Saranghae, My Silly Girl
Cast :
-Hong Chanmi (OC)
-Cho Kyuhyun
Rating : PG-15
Length : 2,345 words

_oOo_

–Chanmi POV–

“Kyaaa~ itu Cho Kyuhyun!” teriakan siswa-siswa yeoja terdengar dari arah ruang OSIS. Pasti mereka sedang terhipnotis oleh seorang Cho Kyuhyun. Dan memang benar, mereka sedang terhipnotis olehnya.
Cho Kyuhyun, si ketua OSIS Yeomkwang High School yang–katanya–tampan dan keren itu. Menurutku, ia itu evil dan sama sekali tak keren. Ia memang tampan sih, tapi masih tampanan juga Choi Siwon si kapten basket itu. Dia itu selalu sopan pada yeoja. Tak seperti Kyuhyun yang selalu bersifat dingin dan cuek di hadapan yeoja. Dan sifat evilnya akan keluar jika berhadapan denganku.

“Hei, gadis babo!” yak, panggilan itu lagi! Tak salah lagi, itu adalah Kyuhyun. Hanya dia yang memanggilku seperti itu.
Aku membalikkan badanku dan menatapnya dengan tatapan jengkel. “Ne.. apa maumu, huh?”
“Kau, tolong gantikan aku di rapat OSIS nanti.” Suruhnya dengan wajah tak berdosa.
“Eh? A-andwae, aku tidak mau! Itu ‘kan tugasmu, kenapa harus aku yang mengerjakannya?”
“Kau ‘kan wakil ketua OSIS… ah, sudahlah! Aku mau pergi dulu.” Kyuhyun hendak pergi meninggalkanku.
“Tunggu dulu,” Dengan sigap, kutahan bahunya sehingga ia tidak bisa pergi kemana-mana. “Kau mau kemana, huh?”
“Ada urusan penting. Sudah sana, rapatnya akan dimulai sebentar lagi!” Kyuhyun menyingkirkan tanganku yang ada di bahunya dan pergi meninggalkanku.
Aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku melihat tingkahnya itu dan segera pergi ke ruang OSIS.

_oOo_

Selesai rapat OSIS, kuputuskan untuk bersantai sejenak di sebuah café langgananku. Dan sekarang, aku telah sampai di café tersebut.
Kulemparkan pandanganku ke sekeliling café. Aku mendapati sebuah bangku kosong di dekat jendela kaca café. Kurasa itu tempat yang cocok untuk bersantai sejenak. Aku pun segera menuju ke arah bangku tersebut.
Seorang pelayan datang dan hendak melayaniku dengan ramahnya. “Permisi, mau pesan apa nona?” ia tampaknya sudah siap menulis pesananku dengan notes dan pulpennya.

“Hmm… segelas ocha tea saja.” Ujarku sehabis melihat-lihat buku menu.
“Satu buah ocha tea,” pelayan itu menuliskan pesanannya di sebuah notes. “Ada pesanan lain lagi nona?”
“Tidak, terima kasih.”
“Baiklah, ditunggu pesanannya ya nona~” pelayan itu pergi dan segera menyiapkan pesananku.

Tak lama kemudian, pesananku pun datang. Aku pun berterima kasih pada sang pelayan. Kuhirup aroma ocha tea-nya dan segera menyesapnya. Ini enak sekali.
Kualihkan pandanganku ke arah sebuah Game Center di seberang café yang kutempati ini. Game Center itu tampak ramai sekali. Kalau tak salah, Kyuhyun sering ke sana untuk bermain game. Ia memang seorang maniak game.
Kulihat seseorang berambut ikal berwarna cokelat dan seorang temannya yang berambut hitam sedang bermain game disana. Dan kurasa, aku mengenalnya. Kuamati mereka dengan seksama. Tunggu dulu, itu kan… YAK! ITU KYUHYUN DAN HYUKJAE! Huh, ternyata aku dibohongi olehnya! Awas saja kau, Cho Kyuhyun!
Aku segera bangkit dan membayar pesananku. Dengan langkah yang panjang dan tergesa-gesa, aku pergi ke arah Game Center. Aku benar-benar kesal sekarang.
Kubuka pintu Game Center dengan penuh amarah. Segera saja kuhampiri Kyuhyun dan Hyukjae yang sedang asyik bermain game.

“Apa ini yang disebut urusan penting?” ucapku dengan penekanan pada kata ‘penting’.

–Chanmi POV end–

–Kyuhyun POV–
“Apa ini yang disebut urusan penting?” ucap seseorang dengan penekanan pada kata ‘penting’.
Mwo? Suara ini… rasanya pernah dengar. Aku segera menoleh ke sumber suara.
“MWO?! Gadis babo, a-apa yang kau lakukan disini?!” aku panik melihat si gadis babo itu sudah berada di sampingku dengan ekspresi marah.
“Apa katamu? Seharusnya aku yang bertanya seperti itu. Sedang apa, huh?!” Chanmi menjewer telinga kananku.
“A-appo!!”
“Jawab pertanyaanku dulu!!”
“Lepaskan!!” aku menyingkirkan tangannya dari telingaku. “Kita bicara di luar, disini banyak orang.” Aku menarik Chanmi ke luar dan meninggalkan Hyukjae di dalam.

–Di Luar–

“Yak! Sedang apa kau disini?!!” teriak Chanmi yang sukses membuat berpasang-pasang mata menatap kami berdua.
“Mi-mianhae Chanmi-ah.. a-aku tak bermaksud mem– “ belum selesai aku bicara, perkataanku sudah dipotong olehnya.
“Aku tahu kau membohongiku. Sudahlah, jangan mengelak lagi.” Ia melipat tangannya di dada dan mengerlingkan matanya.
“Maafkan aku Chanmi-ah! Mianhae!” aku–terpaksa–berlutut sambil memohon padanya demi mendapat ampun. Ini adalah hal paling bodoh yang pernah kulakukan.
“Hmm… baiklah, aku maafkan.” Aku merasa lega mendengar perkataannya. “Tetapi…”
“Tetapi apa?”
“Besok, kau harus mentraktirku makan.”
Apa katanya? Mentraktir makan? Yak! Pasti uang jajanku akan ludes besok.
“Bagaimana, setuju?” ia mengulurkan tangannya padaku.
“Setuju.” Aku pun menjabat tangannya.

_oOo_

‘KRIIING’ bel istirahat pun berdering. Yak, uangku! Kutatap isi dompetku dengan nanar, lalu menghela napas berat. Aku harus merelakan uangku untuknya. Ini bodoh sekali.
Tiba-tiba sebuah ide–yang menurutku–cemerlang melintas di otakku. Aku berniat menyembunyikan uangku agar tak jadi mentraktir Chanmi dan akhirnya bias membeli kaset game baru. Kekeke~ Aku segera membunyikan dompetku di saku celana.
“Kyuhyun-ah~” seseorang memanggil namaku. Yak, itu pasti Chanmi!
“Chanmi, a-ada apa kau kesini?” tanyaku pura-pura tak tahu.
“Apa kau lupa janjimu kemarin?”
“Oh, itu… aku tak bawa uang.” Ucapku berbohong.
Chanmi segera meraba-raba saku celanaku dan merogohnya. Diambilnya dompetku dan dilihat isinya.
“Apa ini yang disebut ‘tak bawa uang’?” tanyanya sambil melihatkan isi dompetku.
“Aku memang berbohong. Sudahlah, kajja!” aku menarik tangannya dan pergi ke kantin.

–Kyuhyun POV end–

–Author POV–

Sekarang, Kyuhyun dan Chanmi sudah berada di kantin. Dengan semangat, Chanmi segera memesan beberapa makanan yang–bisa dibilang–banyak. Setelah itu mereka pergi menuju sebuah bangku yang kosong dan mendudukinya.

“Hey, kau pesan apa saja?” bisik Kyuhyun.
“Kau juga tahu nanti, lihat saja.” Ucap Chanmi.

Tak lama, pesanan Chanmi pun datang. Mulai dari spaghetti, lasagna, pudding, macaroon, hingga orange juice tersedia di meja makan. Kyuhyun membuatkan matanya kaget. Ia lalu melihat isi dompetnya dan menepuk dahinya.

“Nah, sudah datang~” Chanmi menggosok-gosokkan kedua tangannya dan melahap makanannya dengan penuh semangat.
Kyuhyun hanya melihat Chanmi yang sedang asyik melahap makanannya sambil sesekali menelan ludah. Jujur saja, ia tergiur melihat Chanmi.
Chanmi yang sedang asyik pun seketika menatap Kyuhyun. “Kau mau?”
“A-aniyo… lanjutkan.” Kyuhyun menggelengkan kepalanya.
“Ini, untukmu. Makanlah.” Chanmi menyodorkan sepiring spaghetti dan macaroon untuk Kyuhyun.
“Go-gomawo…” Kyuhyun pun menerima spaghetti dan macaroon pemberian Chanmi.

–Author POV end–
–Kyuhyun POV–

“Go-gomawo…” aku pun menerima spaghetti dan macaroon pemberian Chanmi. Entah kenapa, ia jadi baik seperti ini. Tak biasanya ia bersikap seperti ini.
“Aku kasihan melihatmu… sepertinya kau tergiur olehku, makanya aku memberikan spaghetti-ku ini padamu.” Jelas Chanmi. Mwo? Jadi ia memberikan spaghettinya karena kasihan padaku? Aish..
“Hey, kau kenapa?” Tanya Chanmi yang melihatku sedang mendengus kesal.
“Ani, aku tidak apa-apa.” Ucapku dingin.
“Hahaha ada saus di pipimu! Hahaha” Chanmi menertawakanku yang belepotan saus spaghetti.
Aku segera mencari tissue, namun aku tak menemukannya.
“Sini, kubersihkan.” Chanmi tiba-tiba membersihkan noda saus di pipiku. Aku hanya diam dengan mulut menganga melihat wajahnya.
“Nah, sudah bersih.” Ia lalu tersenyum padaku.
‘DEG’ jantungku berdebar kencang saat melihat senyum yang terlukis indah di wajahnya. Ia tampak cantik sekali saat tersenyum. Eh? Cantik? Ada apa aku ini? Haish..
“Kyuhyun-ah, kau kenapa? Wajahmu tampak memerah.”
“A-aku tak apa-apa. Gwaenchana.” Ucapku terbata-bata.
“Kau sudah minum?” Tanya Chanmi.
“Belum…”
“Minum saja orange juice-ku.”
“Ah, gomawo..” aku segera menarik segelas orange juice miliknya dan meminumnya.
Eh? Satu sedotan berdua? Berarti…? Ya! Tanpa kusadari aku telah berciuman secara tidak langsung dengannya. Lagi-lagi wajahku memerah. Tapi sepertinya, Chanmi tak menyadari hal itu. Ia tampak tenang-tenang saja. Baguslah.

‘KRIIING’ bel berbunyi, tanda istirahat telah usai dan jam pelajaran ke dua segera dimulai. Chanmi segera berpamitan dan berterima kasih padaku. Lagi-lagi ia tersenyum dan sukses membuat wajahku memerah lagi. Dia hobi sekali membuatku seperti ini, huh!
Aku pun segera membayar semuanya dan pergi ke kelasku.

–Kyuhyun POV end–

–One Week Later–

–Author POV–

Sejak kejadian seminggu yang lalu, Kyuhyun jadi sering memikirkan Chanmi. Setiap kali, Chanmi selalu terlintas di pikirannya. Begitu juga Chanmi, ia jadi sering salah tingkah dan jantungnya selalu berdebar jika berhadapan dengan Kyuhyun. Dan akhir-akhir ini, mereka sering terlihat canggung.

“Chanmi-ah,” Kyuhyun menepuk bahu Chanmi yang sedang asyik membaca buku di lab. komputer. Hal itu membuat Chanmi terkejut.
“A-ah! Kyuhyun-ah, a-apa yang kau lakukan d-disini?” Tanya Chanmi terbata-bata. Ia jadi salah tingkah.
“Aku sedang mengerjakan tugas kelompokku. Kau sendiri?”
“Aku sedang meneliti untuk ulangan besok. Hehe..”
“Kyuhyun-ssi!” seseorang memanggil nama Kyuhyun. Ternyata orang itu adalah Seo Joohyun, teman sekelompok Kyuhyun.

–Author POV end-

–Chanmi POV–

“Kyuhyun-ssi!” seseorang memanggil nama Kyuhyun. Ternyata orang itu adalah Seo Joohyun. Kalau tidak salah, ia adalah teman sekelompok Kyuhyun.
“Chanmi-ah, aku pergi dulu ne? Bye~” Kyuhyun melambaikan tangannya dan pergi menghampiri Joohyun.
Aku pun membalas lambaian tangan Kyuhyun.

Aku segera melanjutkan pekerjaanku, yaitu meneliti beberapa alat elektronik yang ada. Sesekali, kulirikkan pandanganku pada mereka–Kyuhyun dan Joohyun. Yaa hanya sekedar penasaran saja. Mereka terlihat serius mencari tugas kelompok mereka. Dan… yak! mereka tampak berdekatan dan sesekali mereka tertawa bersama. Dan Kyuhyun, ia tampak senang sekali. Sungguh pemandangan yang tak enak dilihat bagiku. Dadaku sesak melihat mereka seperti itu. Air mataku rasanya ingin keluar, namun kutahan. Tapi apa daya, aku tak sanggup menahannya. Dan akhirnya, sebuah sungai kecil mengalir di pipiku.
Kuputuskan untuk pergi dari lab. komputer ini. Aku segera menyambar tas-ku dan pergi keluar lab. komputer. Aku berlari ke arah taman belakang sekolah.

“Hey, Chanmi-ah! Kau mau kemana?” Kyuhyun tampak memanggil-manggil namaku. Namun, aku menghiraukannya. Aku tak mau ia tahu bahwa aku menangis.
“Chanmi-ah! Chanmi-ah!” Kyuhyun terus memanggil namaku. Dan sepertinya, ia mengejarku.

Akhirnya, aku sampai di taman belakang sekolah. Aku berdiam di bawah sebuah pohon maple yang sudah tua. Aku hanya membenamkan wajahku ke kedua lututku dan menangis.
Ada apa aku ini? Kenapa aku seperti ini? Apakah aku mencintai Kyuhyun? Sepertinya iya, aku mencintai Cho Kyuhyun. Cho Kyuhyun yang selama ini selalu menjahiliku. Cho Kyuhyun selalu kubenci.

“Chanmi-ah…” tiba-tiba seseorang memanggil namaku dengan nafas yang tersenggal-senggal. Itu suara Kyuhyun. Ya, itu memang suaranya. Suara yang amat kukenal, yang hampir setiap hari kudengar.
Dengan sigap kuhapus air mataku dan memberanikan diri menatap Kyuhyun. “Oh, Kyuhyun-ah? Sedang apa disini?”
“Chanmi-ah, kau… menangis?” tanyanya cemas.
“Hmm… begitulah.” Aku hanya tersenyum kecut. “Kyuhyun-ah, aku pulang dulu ne~ annyeong…” aku pun pergi meninggalkan Kyuhyun yang terheran-heran dengan sifatku.

–Chanmi POV end–

–Kyuhyun POV–

Sekarang aku hanya terduduk di bangku taman sambil melamun. Aku benar-benar heran dengan sifat Chanmi tadi. Mengapa ia menangis? Apa karena aku? Itu tidak mungkin. Tapi mungkin saja. Dan jika mungkin, apakah ia cemburu pada Joohyun? Cemburu itu tanda sayang, apakah mungkin ia menyayangiku? Aku tidak tahu…

“Hoi, Kyu!” seseorang menepuk pundakku dari belakang.
“Hyukjae?” ternyata ia adalah Hyukjae, sahabatku.
“Kau kenapa Kyu? Tampaknya kau ada masalah. Ayo ceritakan padaku.” Hyukjae menyodorkan sekaleng cola padaku. Aku pun segera meraihnya dan berterima kasih.
“Begini…” aku pun menjelaskan permasalahanku padanya.

–Ten Minutes Later–

“Oh, jadi begitu…” Hyukjae hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, tanda bahwa ia mengerti permasalahanku.
“Dan sepertinya…” aku menggantungkan ucapanku.
“Kenapa?”
Aku segera membisikkan suatu hal pada Hyukjae.
“Mwo? Yak, Kyu! Kau sudah besar ternyata! Wahaha” Hyukjae mengacak-acak rambutku. “Pas sekali, besok Chanmi ‘kan ulang tahun!”
“Apa? Ulang tahun?” sebuah ide terlintas di otakku. “Hyukjae, maukah kau membantuku?”
“Boleh saja, ada apa?” aku segera menceritakan ide-ku tersebut.

–Kyuhyun POV end–

_oOo_

–Chanmi POV–
Hari ini adalah hari ulang tahunku, lebih tepatnya hari terburukku. Karena tak ada satu pun keluargaku berada di rumah dan mengucapkan ulang tahun padaku. Eomma dan appa-ku sibuk dinas keluar kota, dan Chanwoo oppa sibuk kuliah di Amerika. Ya, mereka memang terlalu sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Yang mengucapkan selamat ulang tahun padaku hanya sahabat-sahabatku saja. Seperti Hyora, Minhye, dan Hyukjae. Benar-benar membosankan.

“Chanmi-ah!” Kyuhyun memanggilku ketika aku sedang asyik membereskan lockerku. “Saengil chukka hamnida, Chanmi-ah~”
“Gomawo, Kyuhyun-ah. Terima kasih kau sudah ingat ulang tahunku. Hehe…”
“Oh, ya! Nanti malam, datang ke café depan Game Center. Kita makan malam bersama.” Ujar Kyuhyun. Mwo? Makan malam bersama? Kyaaa~ baru kali ini aku makan malam bersama seorang namja.
“Mmm… oke!”
“Dandan yang cantik ya, aku akan menjemputmu jam 7 di rumahmu.” Kyuhyun segera berlari meninggalkanku.
Aku menepuk-nepuk pipiku yang merah seperti tomat ini. Aku masih tak percaya bahwa Kyuhyun akan seperti itu.
“Hoy!” Hyukjae mengagetkanku dengan menepukku dari belakang.
“Yak! Mengagetkanku saja!”
“Hehe, mianhae…” Hyukjae hanya menyengir dan mengacungkan telunjuk dan jari tengahnya.
“Ada apa?” tanyaku.
“Ini untukmu. Buka saat kau makan malam bersama Kyuhyun.” Hyukjae menyodorkan secarik surat padaku.
“Surat?” aku menatap heran Hyukjae.
“Iya. Aku pergi dulu ya, Chanmi~” Hyukjae segera melesat pergi meninggalkanku.

_oOo_

Kutatap pantulan diriku di sebuah cermin di kamarku. Yap, sempurna! Semua sudah terlihat pas. Gaun berwarna peach di atas lutut tampak cocok di badanku. Sepatu berwarna cream telah terpasang indah di kakiku. Dan sebuah pita putih berenda yang menempel di rambut panjang bergelombangku ini menjadi penyempurna tampilanku kali ini.
‘TIIN, TIIN,’ terdengar suara klakson mobil. Itu pasti Kyuhyun! Aku segera menyambar tasku dan pergi keluar.

_oOo_

“Kyuhyun-ah, maaf lama menunggku…” ucapku. Kyuhyun terlihat rapi dengan jas hitamnya. Ia tampan sekali.
“Ah, tidak apa-apa.” Ujarnya. Ia menatapku dari atas sampai bawah. Membuatku sedikit risih.
“Kenapa? Aku… aneh ya?” tanyaku.
“Tidak, kau cantik sekali.” Pujinya. Pujiannya itu sukses membuatku tersipu malu. “Kajja, kita berangkat.”

_oOo_

Setelah sekian lama perjalanan, akhirnya kami sampai di café langgananku. Sekarang, kami sedang menyantap sajian yang sudah dipesan Kyuhyun. Keheningan terjadi di antara kami. Keheningan itu cukup lama terjadi, itu membuatku bingung.

“Chanmi-ah, apa kau senang mala mini?” Tanya Kyuhyun memecah keheningan.
“Ya, aku senang sekali. Terima kasih Kyuhyun-ah, ini hadiah istimewa bagiku.” Jawabku girang.
“Chanmi-ah, ayo ikut aku ke taman belakang café.” Kyuhyun menarikku ke taman belakang café.

–Di Taman Belakang Cafe–

Kami berdua duduk di sebuah bangku taman, menatap bintang yang menghiasi langit malam Seoul. Benar-benar pemandangan yang indah.

“Oh, ya. Apa kau bawa surat yang diberikan Hyukjae?” Tanya Kyuhyun.
“Oh, surat itu. Aku membawanya, kenapa?”
“Coba buka suratnya.” Suruh Kyuhyun padaku. Aku segera mengambil suratnya dan membukanya.

Saranghae, My Silly Girl…
Would you be my Girlfriend?
From: Orang di sampingmu

Mwo? Orang di sampingku? Aku segera melirik ke sampingku. Dan aku mendapati Kyuhyun yang sepertinya sedang menunggu jawaban.

“Jadi, bagaimana?” Tanya Kyuhyun.
Aku hanya menundukkan kepalaku. Tak terasa air mataku mengalir begitu saja.
“Kau kenapa? Kau tak mau?” Kyuhyun tampak cemas padaku.
Aku menatap wajah Kyuhyun. “Ne, I’ll be your girlfriend…”
‘chu~’ sebuah kecupan mendarat di bibirku. Ya, Kyuhyun telah menciumku. Mataku membulat karena terkejut.
“Aku dapat! Aku dapat!” ucap seseorang dari balik semak-semak. Ternyata itu Hyukjae yang berhasil mengambil sebuah foto saat Kyuhyun menciumku.
“YAAAAK!! HYUKJAE!!” Kyuhyun langsung mengejar Hyukjae yang berlari kegirangan. Mereka lucu sekali, aku hanya tertawa melihat tingkah mereka.

–THE END–